Pergerakan harga minyak menguat pada pembukaan pasar minggu ini, dipicu oleh melemahnya dolar as karena data inflasi yang telah meningkatkan spekulasi para trader mengenai the Fed yang akan memangkas suku bunga pada september mendatang.
Penguatan juga disebabkan oleh gejolak geopolitik di Timur Tengah dan Rusia yang masih menjadi pemicu kekhawatiran terkait pasokan.
Dollar index turun sekitar 0,2% pada pembukaan pasar minggu ini, melanjutkan penurunan sejak hari jumat setelah Indeks harga PCE yang merupakan pengukur inflasi pilihan the Fed menunjukkan inflasi yang sedikit menurun di bulan Mei, data yang mendorong optimisme jika inflasi AS mendingin.
Pelemahan Dolar AS menguntungkan permintaan minyak dengan menjadikan komoditas ini lebih murah untuk pembeli internasional., yang tentu hal ini juga meningkatkan premi resiko para trader.
Fokus minggu ini masih pada pada sinyal dari the Fed, Jerome Powell, ketua the Fed akan berbicara pada hari selasa besok di konferensi Bank Sentral Eropa, sementara ringkasan pertemuan the Fed bulan juni akan dirilis pada hari rabu. serta data penting Non-Farm Payroll (NFP) akan dirilis pada hari jumat.
Namun, bahkan dengan sinyal positif pada suku bunga, data inventaris yang dirilis minggu lalu menunjukkan bahwa permintaan bahan bakar AS masih tetap lemah meskipun ada peningkatan perjalanan selama musim panas.
Disamping itu, data PMI Manufacturing China yang lemah juga telah meningkatkan kekhawatiran terkait permintaan oleh importir minyak terbesar di dunia ini. aktivitas manufaktur PMI di negara ini menyusut dalam 2 bulan berturut-turut, sementara aktivitas non-manufaktur juga terlihat melemah.
Pergerakan USOIL saat ini :