Strategi scalping ini mengkombinasikan indikator Moving Average dan Stochastic Oscillator, dimana Moving Average akan digunakan untuk mengidentifikasi arah tren pergerakan harga, dan Stochastic Oscillator akan berperan sebagai konfirmator dalam peluang membuka posisi trading.
Karena cara kerja strategi ini adalah dengan mengikuti arah tren pergerakan harga, maka syarat utama dalam penerapan strategi ini adalah arah tren pergerakan harga yang sudah teridentifikasi.
Exponential Moving Average (EMA)
Untuk membaca sebuah arah tren pergerakan harga, diantara sekian banyak pilihan indikator teknikal, indikator Moving Average adalah salah satu yang paling sering digunakan oleh para trader, baik trader pemula maupun senior.
Nah pada trategi ini, jenis Moving Average yang akan digunakan untuk mengidentifikasi arah tren pergerakan harga adalah Exponential Moving Average (EMA), silahkan baca juga : Perbedaan antara SMA, EMA dan WMA.
Pergerakan harga akan dianggap sedang dalam arah tren menguat apabila pergerakan berada diatas EMA, sedangkan sebaliknya akan dianggap sedang dalam arah tren melemah apabila pergerakan harga berada dibawah EMA.
Stochastic Oscillator
Keakuratannya yang teruji lebih dari 50 tahun menjadikannya sebagai salah satu indikator yang masih diandalkan oleh banyak trader hingga sampai saat ini, diciptakan oleh Dr. George C. Lane pada akhir tahun 1950-an
Stochastic Oscillator ini terdiri dari 2 garis kurva seperti moving average (satu diantaranya memang moving average), contoh seperti gambar dibawah ini :
Garis kurva tersebut adalah %K yang secara default biasanya ditampilkan dengan warna biru, dan %D yang secara default biasanya ditampilkan dengan warna merah.
%D adalah nilai rata-rata (moving average) dari %K.
Parameter defaultnya menggunakan level 20-80, dimana jika pergerakan telah menembus level 20 maka mengartikan kondisi sedang dalam Oversold (jenuh jual) , dan sebaliknya mengartikan kondisi sedang dalam Overbought (jenuh beli) jika pergerakan telah menembus level 80.
Setup
- Timeframe : M5
- Moving Average :
- Period : 200
- Shift : 0
- MA Method : Exponential
- Apply to : Close
- Stochastic Oscillator (Biarkan Pengaturan Default / Bawaan) :
- %K Period : 5
- %D Period : 3
- Slowing : 3
- Price Field : Low/High
- Ma Method : Simple
- Fixed Minimum : 0
- Fixed Maximum : 100
- Level : 20-80
Sinyal
- Peluang untuk membuka posisi Buy jika secara bersamaan pergerakan harga sedang berada diatas EMA (arah tren terindentifikasi menguat) dan persilangan Stochastic Main dengan Stochastic Signal juga telah memotong level 20 dari bawah keatas.
- Peluang untuk membuka posisi Sell jika secara bersamaan pergerakan harga sedang berada dibawah EMA (arah tren terindentifikasi melemah) dan persilangan Stochastic Main dengan Stochastic Signal juga telah memotong level 80 dari atas kebawah.
Manejemen Resiko
- Untuk posisi Buy, pasang stop loss dibawah area harga-harga terendah terakhir sesuai timeframe (support atau area dimana sebelumnya sering terjadi pembalikan harga kembali menguat), sebaliknya untuk posisi Sell, pasang stop loss diatas area harga-harga tertinggi terakhir sesuai timeframe (resistance atau area dimana sebelumnya sering terjadi pembalikan harga kembali melemah).
- Pertimbangan posisi trading dengan rasio risk & reward memang jarang diterapkan oleh para scalper, ini tentu karena tingginya frekuensi order (buka-tutup posisi) pada jangka waktu yang rendah. namun demi menjaga kestabilan dana trading, disarankan untuk menerapkan rasio risk & reward minimal dengan batas resiko yang fair, yaitu 1:1.
- Jadi jika semisalnya peluang posisi trading memiliki potensi reward / profit 20-30 pips, maka sebaiknya stop loss juga memiliki batas resiko pada kisaran 20-30 pips.
- Sesuaikan kembali posisi stop loss dengan area support & resistance, jangan juga memaksakan posisi stop loss pada area yang kurang ideal atau tidak seharusnya hanya karena rasio 1:1, akan ada kondisi-kondisi dimana perlu mentolerir resiko beberapa pips agar stop loss bisa diposisikan di area yang ideal, silahkan baca juga : 3 Hal Penting dalam menentukan posisi Stop Loss
- Pada prakteknya tidak heran jika trader bisa saja mentolerir resiko hingga 2x dari potensi reward / profit, karena selain penyesuaian posisi stop loss agar bisa diposisikan pada area yang ideal, biasanya ini dilakukan untuk menghindari volatilitas liar sementara atau pelebaran spread yang berpotensi hanya melibas stop loss, biasanya terjadi saat adanya perilisian data ekonomi penting, atau di waktu-waktu pembukaan pasar (misalnya jika posisi terpaksa harus menginap), silahkan baca juga : Apakah Stop Loss Hunter itu Benar ?
Aturan & Saran
- Pastikan menerapkan strategi ini pada timeframe M5
- Bebas pada instrumen apapun, baik itu mata uang, komoditas, ataupun aset kripto. kondisi yang menjadi syarat agar strategi ini ideal untuk diterapkan adalah arah tren pergerakan harga yang sudah teridentifikasi.
- Selalu gunakan stop loss dan terapkan rasio risk & reward minimal 1:1
- Level taking profit yang ideal untuk strategi ini adalah pada kisaran 20-30 pips, jangan lupa jika ini adalah scalping, dimana konsepnya memang mengambil peluang pada volatilitas jangka pendek, tidak ada istilah menutup posisi terlalu cepat atau seharusnya bisa profit lebih, harga terus bergerak, peluang terus ada.
- Untuk memperkuat akurasi peluang, bisa dengan dengan memperhatikan pola candle dan pola harga.
- Pastikan sudah memahami korelasi antar instrumen
- Meskipun merupakan strategi dengan jangka waktu pendek, tetap perhatikan fundamental dan jadwal perilisan data ekonomi yang bisa memicu volatilitas liar.