Pergerakan harga bitcoin cukup tertekan dengan bayang-bayang regulasi dan suku bunga AS, industri kripto secara keseluruhan tertekan oleh ketidakpastian suku bunga AS setelah beberapa pejabat the Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga di tahun ini.
Tingginya suku bunga AS yang lebih lama menjadi indikator buruk untuk pasar kripto, mengingat industri ini biasanya diuntungkan oleh kondisi dengan suku bunga yang rendah dan likuiditas yang tinggi.
Pergerakan harga bitcoin pada hari rabu minggu ini melemah ke area $62.000, momentum memang sedikit memudar setelah pergerakan harga mencapai rekor tertinggi di area $73.000 pada bulan maret lalu.
Data arus modal yang dirilis awal pekan ini menunjukkan jika bitcoin mengalami arus keluar yang tinggi selama 3 minggu berturut-turut karena melemahnya hype ETF.
Laporan ini juga menunjukkan jika lebih dari 90% transaksi stablecoin bersifat anorganik dan bukan dari pengguna sebenarnya, sehingga ini menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa besar permintaan ritel yang sebenarnya untuk kripto.
Laporan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran akan adanya regulasi baru terhadap stablecoin, terutama USDT / Tether, yang saat ini merupakan stablecoin terbesar.
Bursa Robinhood mengatakan bahwa mereka berpotensi menghadapi regulasi dari U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) mengenai aset yang diperdagangkan di platformnya.
SEC memang telah sejak lama berpendapat bahwa token kripto adalah sekuritas, yang saat ini sedang dalam pertempuran hukum dengan Ripple / XRP dan bursa Coinbase mengenai hal ini.
SEC juga dilaporkan sedang menyelidiki Ethereum, dan minggu ini SEC menunda keputusan untuk menyetujui ETF Ethereum yang akan diperdagangkan di bursa AS hingga bulan juli mendatang,
Pergerakan Harga Bitcoin saat ini :