Perbedaan Koin dan Token pada Ekosistem Kripto

17/04/2024

Saat baru akan memulai berinvestasi pada aset kripto, mungkin anda akan kebingungan dengan begitu banyaknya pilihan aset yang ada, anggaplah anda sudah memiliki akun pada bursa seperti misalnya BinanceTokocrypto, atau Indodax. maka anda sudah dibuat bingung dengan ratusan aset kripto yang tersedia, dimana sesungguhnya ada puluhan ribu aset yang berada didalam ekosistem kripto.

Anda bisa melihat semua aset kripto tersebut di situs portal kripto seperti coinmarketcap.com dan coingecko.com

Bursa-bursa kripto seperti BinanceTokocrypto, dan Indodax. memiliki kriteria khusus dan proses yang ketat untuk setiap aset kripto yang akan disediakan, jadi semua kripto yang disediakan oleh bursa-bursa ini secara tidak langsung sebenarnya telah membantu para investor dengan meminimalisir aset kripto yang dirasa tidak memiliki keamanan yang cukup.

Standar kualifikasi inilah yang menjadikan tidak semua aset kripto yang berada pada ekosistem akan tersedia di BinanceTokocrypto, dan Indodax. yang diantara pilihan tersebut bahkan berbaur antara koin dan token.

Koin dan Token

Koin dan Token ini bukan sekedar sebutan, terdapat Fundamental yang sangat berbeda pada keduanya, mencakup penerapan teknologi yang membelakangi, manfaat dan tujuannya.

Sebuah aset kripto dapat disebut koin apabila memiliki jaringan blockchainnya sendiri dan dibuat dengan tujuan sebagai alternatif alat pembayaran secara luas layaknya uang fiat.

Sedangkan token adalah aset kripto yang dibangun pada jaringan blockchain milik koin lain, dan dibuat dengan tujuan sebagai alat pembayaran dalam lingkup project atau platform tertentu.

Token sendiri memiliki karakter fungsi berdasarkan kategorinya sebagai berikut :

  • Token Sekuritas : token ini merupakan perwakilan dari aset rill atau nyata yang terdapat di dunia, seperti obligasi atau surat berharga lainnya.
  • Token Utilitas : token yang dikeluarkan oleh sebuah project atau platform sebagai sarana penggunanya untuk bisa mendapatkan produk atau menggunakan layanan pada platform terkait.
  • Stablecoins : token yang nilainya dipatok berdasarkan mata uang fiat seperti misalnya token USDT yang nilainya dipatok berdasarkan US Dollar (1 USDT = 1 USD Dollar)
  • Non-Fungible Token (NFT) : Token ini merupakan perwakilan dari benda unik / langka yang ada di dunia nyata, seperti karya seni, dsb.

Pada beberapa kasus, token juga bisa digunakan sebagai voting atau pemungutan suara pada tujuan tertentu, biasanya voting ini dilakukan antar pengguna pada platform penyedia token untuk menentukan sebuah kebijakan.

Contoh aset kripto yang memiliki Blockchainnya sendiri adalah Bitcoin, Ethereum, Binance Coin (BNB), Ripple, Litecoin, Cardano, EOS, dan Tezos. dan contoh Token adalah Basic Attention Token (BAT) yang menggunakan Blockchain Binance Smart Chain, dan Chainlink yang yang menggunakan Blockchain Ethereum.

Token juga bisa berada dalam beberapa blockchain (multichain), seperti misalnya Token Basic Attention Token (BAT) yang selain menggunakan Blockchain Binance Smart Chain, juga berada pada Avalance C-Chain, dll.

Disamping sisi positif  adanya project yang memperbolehkan blockchain mereka digunakan oleh project lain. pada faktanya tidak sedikit pihak-pihak yang menyalahgunakan kemudahan ini dengan menggunakannya untuk melakukan tindakan penipuan. terlebih untuk token-token yang diluncurkan oleh project meme yang tidak jelas apa visi dan misi-nya.

Contoh penyalahgunaan : setelah sebagian tokennya berhasil terjual, project tidak dilanjutkan. mereka tiba-tiba pergi begitu saja atau secara dramatis seolah diretas, terjadi masalah internal, dsb. dimana pada akhirnya berujung project menjadi tidak jelas arahnya atau tidak dilanjutkan dan membuat semua para investornya merugi.

Maka dari itu, setelah memahami perbedaan koin dan token, penting untuk meriset lebih dalam lagi aset kripto yang berupa token, perhatikan orang-orang yang berada dibelakangnya dan apa utilitas serta visi misi project terkait.

Sederhananya, jika sebuah project memang memiliki utilitas yang berpotensi menciptakan permintaan yang tinggi terhadap tokennya, maka token tersebut sudah memiliki fundamental yang baik untuk prospek jangka panjang.

Kesimpulan

  • Memahami perbedaan koin dan token akan mempermudah anda untuk apa yang perlu diriset lebih jauh pada aset kripto terkait.
  • Koin seharusnya memiliki tingkat resiko yang lebih kecil untuk hal scam, karena tentu tidak sedikit biaya dan waktu yang dikeluarkan untuk sebuah project bisa memiliki blockchainnya sendiri dan menaungi token-token yang berada didalam blockchainnya.
  • Tidak bisa memukul rata token lebih beresiko, meskipun faktanya memang banyak disalahgunakan. jadi hal terbaik yang bisa dilakukan adalah meriset lebih mendalam aset kripto yang berupa token.
  • Baik itu koin atau token, tetap lakukan riset pada hal-hal yang paling mendasar, seperti siapa orang-orang dibalik projectnya, apa visi misi serta utilitasnya, dan bagaimana fundamental jangka panjangnya.
  • Terlepas dari fundamental yang sudah baik, skenario buruk yang sulit dihindari adalah manipulasi para top holder atau investor besar dalam melakukan pump dan dump, masalah internal pada project terkait, hantaman regulasi, dsb.