Sederhananya strategi ini menjadikan kondisi pergerakan harga yang telah menembus area-area penting sebagai konfirmasi untuk arah pergerakan harga selanjutnya.
Dari contoh gambar diatas, menunjukkan bahwa pergerakan harga telah menembus area resistance yang kuat (area dimana seller telah berulang kali berhasil memberikan perlawanan terhadap buyer) dan berlanjut dengan dominasi buyer yang terus semakin menguat.
Apakah semudah itu ?
Tentu tidak, pola breakout ini bisa menjadi jebakan yang disebut fakeout atau false breakout, dimana pergerakan harga memang menembus area penting, namun tidak lama setelahnya berbalik arah dengan lebih tajam seperti gambar dibawah ini :
Untuk menghindari false breakout ini, beberapa hal yang bisa membantu adalah penyesuaian timeframe, memperhatikan pola candle, dan menggunakan bantuan indikator.
Timeframe
Untuk menerapkan strategi breakout disarankan menggunakan timeframe H1 keatas, dibawah itu seringkali pola breakout memiliki tingkat akurasi yang rendah.
Pola Candle
Perhatikan pola candle yang terbentuk pada area yang berusaha ditembus oleh pergerakan harga, apabila terbentuk pola candle yang mengindikasikan pembalikan harga (reversal) seperti doji, hammer, engulfing, dsb. harap berhati-hati karena itu adalah indikasi akan terjadinya false breakout.
Namun jika yang terbentuk adalah pola candle yang mengindikasikan penguatan harga atau searah dengan upaya pergerakan harga, maka semakin tinggi tingkat akurasi pola breakout tersebut.
Indikator
Indikator momentum seperti misalnya RSI, CCI, dsb. dapat semakin membantu anda untuk mengukur tingkat akurasi pola breakout, yang apabila indikator menunjukkan momentum atau kekuatan tren meningkat, maka ini mencerminkan pergerakan harga memang berpotensi untuk berlanjut, alias pola breakout memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
Dan sebaliknya jika indikator menunjukkan momentum atau kekuatan tren melemah, maka harap berhati-hati seperti pada kasus terbentuknya pola candle reversal.