Petualangan investasi Isaac Newton ini terungkap dalam kutipan buku The Intelligent Investor yang diulas oleh Business Insider.
Pada Musim Semi 1720, Sir Isaac Newton memiliki saham di South Sea Company, yaitu sebuah saham yang paling populer di Inggris pada saat itu.
Karena merasa bahwa pasar mulai tak terkendali, fisikawan ini menyatakan bahwa ia bisa memperhitungkan pergerakan benda-benda langit, namun tidak kegilaan orang-orang.
Isaac Newton kemudian melepas saham tersebut dan mengantongi profit 100% senilai sekitar £7,000, namun beberapa bulan kemudian Isaac Newton terhasut oleh antusiasme pasar, Isaac Newton masuk kembali pada level harga yang jauh lebih tinggi dan mengalami kerugian sekitar £20,000 (sekitar lebih dari 3 juta dolar AS berdasarkan nilai uang saat ini).
Sepanjang sisa hidupnya, Isaac Newton melarang siapapun untuk menyebutkan kata South Sea di hadapannya.
South Sea Company
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1711 untuk mengkonsolidasikan hutang nasional Inggris, serta memegang monopoli perdagangan dengan Amerika Selatan dan kawasan sekitarnya, terutama dalam perdagangan budak.
Kenaikan saham mereka pada dasarnya didorong oleh insider trading yang dilakukan oleh sejumlah pejabat tinggi Inggris pada saat itu, namun mengakibatkan bubble yang menghebohkan dunia.
Saat bubble itu pecah, banyak pejabat yang kekayaannya disita karena ketahuan melakukan rekayasa, sedangkan para investor yang hanya ingin ikut-ikutan mengambil untung (termasuk Isaac Newton) tidak bisa mendapatkan kembali uang mereka.
Sementara itu, perusahan pesaing terdekatnya di bidang konsolidasi hutang negara justru berhasil semakin memperkuat kredibilitasnya, yang kini dikenal sebagai Bank of England.