Bank of England (BoE) / Bank Sentral Inggris berdiri sejak tahun 1694, merupakan salah satu bank sentral yang tertua di dunia.
Bank sentral ini adalah salah satu bank sentral yang kebijakannya paling diperhatikan oleh pelaku pasar, tentunya mencakup para trader, sebagian besar bank sentral modern saat ini dibuat berdasarkan model yang dicontohkan oleh BoE.
Tujuan dan tugas utama BoE adalah menjaga stabilitas moneter dan stabilitas finansial.
Stabilitas moneter adalah kestabilan harga-harga dan tingkat inflasi, sedang stabilitas finansial adalah membangun sistem finansial yang sehat dan kuat sebagai kunci pertumbuhan ekonomi Inggris.
Untuk membantu tugas stabilitas moneter, di dalam tubuh BoE dibentuk Monetary Policy Committee (MPC), seperti FOMC di Federal Reserve.
Sedangkan untuk membantu stabilitas finansial, ada Financial Policy Committee (FPC) yang dibentuk pada Juni 2011.
Pemimpin BoE disebut gubernur, yang sekaligus menjadi pimpinan Monetary Policy Commitee (MPC).
MPC menggelar rapat 8 kali dalam setahun, termasuk 4 rapat bersama Komite Kebijakan Finansial.
Rapat-rapat biasanya diagendakan pada hari rabu-kamis, keputusan hasil rapat kemudian diumumkan pada hari terakhir rapat.
Sebelum agustus 2015, notulen dipublikasikan 2 pekan setelah rapat usai, namun sejak agustus 2015, notulen langsung dipublikasikan pada situs BoE pada hari yang sama dengan akhir rapat, akibatnya setiap hari kamis yang bertepatan dengan agenda rapat MPC BoE akan terjadi efek super thursday yang berdampak besar pada pasar saham dan nilai tukar Poundsterling (GBP).
Di pasar, dampaknya mirip seperti pengumuman perolehan keuntungan (earning announcement) suatu perusahaan dalam pasar saham, jika prospek suatu perusahaan sangat menguntungkan maka akan banyak investor yang membeli sahamnya, demikian juga jika kebijakan bank sentral inggris mendukung penguatan mata uangnya, maka akan banyak investor yang tertarik untuk membeli mata uang negara tersebut.
Stabilitas Moneter
Untuk menjaga kestabilan harga, BoE dan MPC telah menentukan target inflasi sebesar 2%, untuk itu para pejabatnya akan memantau data Consumer Price Index (CPI) tahunan Inggris serta data-data ekonomi lainnya.
Apabila inflasi sudah sesuai target, maka BoE akan mudah mendukung target pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat pengangguran, namun apabila inflasi ternyata kurang dari atau lebih dari target, maka BoE akan melakukan penyesuaian dengan memanfaatkan instrumen kebijakan sesuai dengan wewenangnya.
Instrumen kebijakan BOE antara lain adalah suku bunga, pembelian obligasi, atau perluasannya program Quantitative Easing (QE), dan instrumen kebijakan moneter lainnya.
Bagi trader, langkah-langkah BOE untuk mencapai stabilitas moneter akan menjadi fokus perhatian, terutama laporan inflasi (BOE Inflation Report) yang dirilis MPC sekali setiap kwartal, laporan ini sering kali menggerakkan GBP dengan signifikan.
Kebijakan BoE
Seperti kebijakan yang diambil oleh bank sentral lainnya, setelah krisis kredit global tahun 2008, BoE meluncurkan Asset Purchase Facility (APF), sama dengan program Quantitative Easing pada The Fed AS.
Tujuan utama APF adalah menukar asset-asset di pasar keuangan yang kurang likuid dengan asset-asset bank yang likuid dalam periode waktu tertentu guna memperlancar sistem finansial dan pasar kredit.
APF mulai beroperasi sejak januari 2009 untuk mendukung tugas utama BoE, stabilitas moneter dan stabilitas fiskal, sejak itu APF sebesar 375 milyar GBP digelontorkan BoE setiap bulan yang diumumkan bersamaan dengan suku bunga, dan sebagai bagian paket dari APF, BoE menetapkan suku bunga 0.5% sejak Oktober 2009, merupakan yang terendah dalam sejarah BoE.
Bank Sentral Mata Uang utama lainnya
- Bank Sentral Amerika : The Federal Reserve (The Fed)
- Bank Sentral Eropa : European Central Bank (ECB)
- Bank Sentral Australia : Reserve Bank of Australia (RBA)
- Bank Sentral Jepang : Bank of Japan (BoJ)
- Bank Sentral Swiss : Swiss National Bank (SNB)
- Bank Sentral Kanada : Bank of Canada
- Bank Sentral New Zealand : Reserve Bank of New Zealand (RBNZ)