Bank Sentral Eropa (ECB)

09/04/2024

Euroean Central Bank (ECB) / Bank Sentral Eropa adalah bank sentral yang bertugas untuk menjaga tingkat inflasi, oleh karena itu ketika data Consumer Price Index (CPI) kawasan tidak seperti yang diharapkan, maka para pelaku pasar cenderung akan mulai menjual Euro karena berasumsi ECB akan mengambil tindakan yang akan berakibat pada melemahnya nilai tukar Euro.

Kawasan Euro saat ini terdiri atas 18 negara, dan tidak semua negara yang tergabung dalam Uni Eropa menjadi bagian dari ECB, berikut map-nya :

Target inflasi yang diharapkan ECB dalam jangka menengah adalah sekitar 2.0%, jika tingkat inflasi kawasan ternyata jauh lebih rendah atau jauh lebih tinggi dari angka target, maka ECB akan bertindak dengan mengambil kebijakan moneter tertentu.

Seperti yang terjadi pada tahun 2009 hingga 2011, dimana inflasi naik, dan ECB dengan presidennya Jean Claude Trichet waktu itu menaikkan tingkat suku bunga hingga membuat nilai tukar mata uang Euro menguat, namun ECB kembali menurunkan suku bunganya ketika terjadi krisis hutang yang dialami oleh sebagian anggotanya.

Krisis hutang kawasan mulai terjadi pada akhir tahun 2008 yang menimpa Yunani, Spanyol, Portugal, Irlandia dan Italia, Yield bond negara-negara tersebut sangat rendah untuk kembali memperpanjang hutangnya sehingga ECB harus turun tangan untuk memberikan bantuan dana (bail out).

Selain itu, ECB juga pernah menaikkan stok mata uang Euro-nya sebagai cadangan devisa bank sentral negara-negara lain, hal itu mengakibatkan naiknya nilai tukar EUR terhadap USD.

Untuk menjaga agar mata uang Euro tidak terlalu mahal, tampaknya saat ini ECB membuat patokan nilai tukar EUR/USD maksimal pada level 1.4000, dan jika melebihi nilai tersebut, maka ECB akan bertindak untuk memperlemah EUR agar tetap kompetitif.

Bank Sentral Mata Uang utama lainnya